Kamis, 31 Juli 2008

Tips danTrik

Tips & Trik

" Bagaikan sebuah timbangan, beban derita dapat mempengaruhi keseimbangan kita , namun jangan menganggapnya semata sebagai beban, melainkan upaya keras untuk mengenal pemahaman diri ".

Pilihlah topik yang Anda Minati :

Ada beberapa tips baru, semoga bermanfaat !..kalau ada yang mau kirim tips atau sekedar curhat silahkan kirim by email atau ikuti forum yg ada di web ini dan rahasia terjamin !



Tujuh kebiasaan yang memperkaya hidup

Kebiasaan mengucap syukur. Ini adalah kebiasaan istimewa yang bisa mengubah hidup selalu menjadi lebih baik. Bahkan agama mendorong kita bersyukur tidak saja untuk hal-hal yang baik , tapi juga dalam kesusahan dan hari-hari yang buruk.. Ada rahasia besar dibalik ucapan syukur yang sudah terbukti sepanjang sejarah.

Kiat mencintai dengan sepenuh hati

Manusiawi sekali kalau kamu ingin dicintai.

Cinta memang indah, menggairahkan dan mempesona.

Namun kamu tidak bisa meminta atau memaksa orang lain mencintaimu.

Satu-satunya cara yang bijak untuk dicintai adalah dengan melupakan keinginan dicintai dan mulai mencintai


I Love You Sweet Heart

Mungkin Anda merasa ragu untuk menyatakan "I Love U" karena hubungan masih taraf pendekatan.

Mungkin Anda merasa risih untuk mengatakan " I love U" meskipun dia sudah menjadi kekasih Anda.

Mungkin Anda merasa lebih baik memberi bukti daripada sekedar basa-basi.

Bagaimana kalau Aanda simak Topik ini didalam mengungkapkan cinta tanpa kata-kata , namun pesan Anda sampai kehatinya.....


Membangun sikap pantang menyerah

Tahukah Anda penemu si penemu dinamit "Alferd Nobel" ia harus menelan pil pahit ketika saudaranya meninggal akibat ledakan dinamit ketika sedang bereksperimen bahan TNT, namun kita dapat menyaksikan bahwa ia kini telah berhasil meraih cita2nya

web master kamu ini pernah jadi seniman jalanan, dan kini alhamdulilah....


Berjiwa pemenangan

Orang yang menang mengendalikan keadaan , orang yang kalah di kendalikan oleh keadaan.

Orang yang menang melihat kesempatan dalam masalah , orang yang kalah melihat masalh dalam kesempatan.

Orang yang menag menjadi pemain dalam arena kehidupan, orang yang kalah menjadi penonton.

Jangan mau jadi pecundang yang menghabiskan hidup dalam kekalahan.

Kerahkanlah potensi dirimu dan rebutlah kemenangan demi kemenangan disepanjang hidupmu !.


10 kiat menjadi pendengar yang baik

Umumnya kita lebih suka berbicara daripada mendengarkan. Namun orang lain membutuhkan kita tidak hanya sebagai pembicara, tapi juga sebagai pendengar.

Bila Anda ingin meningkatkan hubungan sosial Anda . Anda perlu belajar menjadi pendengar yg baik, karena dunia telah dipenuhi dengan para pendengar yang buruk.

Namun menjadi pendengar yg baik merupakan keahlian yang perlu dipelajari dan diperaktekkan secara terus menerus, untuk itulah tip ini dibuat hanya sekedar perenungan !


10 kiat menjadi sahabat yang baik

Konon seorang sahabat lebih beharga dari emas ataupun permata. Kekayaan tidak bisa membelikan Anda seorang sahabat atau membayar kerugian akibat kehilangan seorang sahabat.


Stess! No Way....!

Stress itu wajar dan manusiawi bahkan stress bisa menjadi sahabat untuk memacu semangat dan prestasi. Tapi hati-hati kalau stress sudah bikin penyakit. membuat kamu emosional,menggangu waktu istirahat, menggangu konsentrasi, dan masalah lainnya. Atasilah Stress sebelum merusak hidupmu!


Pribadi yang berpikir maju

Dimanapun posisi kamu dan bagaimanapun keadaanmu sekarang , kamu bisa memilih untuk melangkah maju kedepan.

Berhentilah berjalan ditempat dan pantanglah berjalan mundur kebelakang. Mulailah menjadi Pribadi yang berpikiran maju dan melangkah kedepan dengan penuh keyakinan.


Say no to malu....!

Perasaan malu yang tidak wajar merupakan masalah emosional yang perlu diatasi.

Rasa malu bisa menghambat pergaulan, menghambat karir dan merusak kualitas hidupmu.

Jadi katakan TIDAK pada MALU


Cinta yang selalu abadi

Semua orang mendambakan cinta yang terjalin akan indah dan berseri sepanjang masa. Namun kehangatan api cinta bisa padam, keindahan pesona cinta bisa memudar dan hilang.Diperlukan pemahaman dan usaha untuk menyalakan api cinta dan mempertahankan keindahan cinta.


Stategi jitu mengubah nasib

Kalau kamu merasa bernasib krang baik, sering mengalami kegagalan dan kemalangan…..Kalau kamu merasa hidup dalam belenggu sehingga tidak bisa melakukan apa yang seharusnya kamu lakukan……Inilah saatnya untuk mengubah nasibmu !



Mau sukses dalam hidup?Belajarlah disekolah kehidupan


Seorang yang sangat bijak pernah menulis, bahwa semakin banyak yang kita pelajari , semakin kita sadar betapa sedikit yang kita ketahui.

Begitu banyak pelajaran penting yang bisa kamu kuasai di sejkolah kehidupan semakin banyak yang kamu pelajari dan praktekkan , maka semakin kaya hidupmu.


Tips melupakan Doi

Baru putus ??!...Gak bisa ngelupain si Doi???...Gampang banget coba aja tips berikut :

Yang namanya cinta itu selangit rasanya...mencintai dan dicintai udah jadi kebutuhan bagi setiap pasangan. Tapi kalau memang sudah nggak ada kecocokan lagi buat apa dipaksain. Alhasil keputusan mutlak adalah putus, karena semuanya akan berjalan baik-baik bila berjalan-jalan sendiri-sendiri. Kalo udah ngadepin kata putus berarti kita harus siap melupakan doi...berat sih memang tapi mau gimana lagi?...memang berat melupakan sesorang yang pernah sangat berarti dan setidaknya pernah dekat sama kamu itu nggak segampang yang teori yang ada , tapi nggak ada salahnya menyimak tips berikut ini.....


Kencan online!siapa takut

Kencan online memang salah satu aktivitas yang mengasyikkan. Namun kita juga terkadang menjadi orang bingung ketika mencari si dia.

Dimulai dari rasa iseng semata , ternyata kencan online dapat dijadikan sarana hiburan baru bagi para netter.

Asal tahu batas dan etika yang harus diutamakan, maka dampak negatif dapat dihilangkan. Karena itu, agar kencan online Anda berlangsung asyik dan sebagaimana mestinya, kiat-kiat berikut ini bisa jadi akan menolong. Siapa tahu si dia bisa menjadi pacar "nyata" Anda.


Belajar lebuh cerdas bukan lebih keras

Belajar dengan tekun dan disiplin memang baik.

Tapi akan lebih baik kalau kamu belajar dengan cerdas. Belajar dengan cerdas akan sangat menunjang keberhasilan studimu.

Dalam tips ini diuraikan hal-hal apa saja yang perlu kamu lakukan agar bisa mulai belajar dengan cerdas dan berhasil.


Cewek nembak duluan!"why not"

Didunia percintaan sah-sah aja kalau cewek punya inisiatif nembak cowok terlebih dahulu. Kan udah zamannya emansipasi , jadi kalau kamu nembak duluan bukan berarti kamu cewek murahan atau cewek gampangan. Kalau kita nonton acara reality show semacam "Katakan cinta" udah banyak pejuang cinta yang berjenis kelamin perempuan, hal ini membuktikan bahwa urusan "tembak-menembak" ternyata cewek juga jago !. Mengenai diterima atau nggaknya sih , urusan nanti. Jadi "Lupakan gengsi!".


1001 alasan kamu untuk menjauhi Narkoba

Jangan asal denger dari temen ..Mendingan , cari tahu dulu deh apa itu narkoba dan bahayanya......

" Apa aja sih yang termasuk narkoba dan zat adiktif itu?!.....Terus efek yang dapat ditimbulkannya...."

Soulmate

Soulmate

Kuawali syair ini dengan menyebut nama Allah swt, Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Kasihnya menerangi dan mencukupi segala sesuatu bagi makhluk-makhluknya, mulai dari yang melata hingga berdiri tegap, yang hidup dalam lubang pekat hingga naungan benderang cahaya……


Duhai cinta !, masihkah kau ingat syair kasih dariku yang berbunyi:


“Dalam penziarahan cinta, ombak lautan yang membawanya pergi pada sang kekasih adalah deburan sejati yang mengalir dari samudera ketulusan hati.
Langkah kaki yang diayunkannya, bagai degup jantung yang menghidupi dan memelihara kekasihnya dari nestapa dunia.


Sedang semerbak untaian kata yang ditebarkan keudara bagai senandung abadi, yang dinyanyikan bidadari surga”.


“Dapatkah kemurnian cinta menahan hasrat untuk membahagiakan kekasihnya?, mungkinkah bulan akan membiarkan matahari untuk bersinar selamanya tanpa saling melengkapi dan mengisi kekosongan hari?! “.

Tahukah kau wahai belahan jiwa?…. Tanpamu disisi- membuat jiwaku laksana sebuah kapas yang diterbangkan keudara, terhempas dalam kehampaan…..dan terjatuh ketanah saat airmata kepedihan membasahinya”.

Tahukah kau kekasih, dari kebun bunga-bunga jiwamu aku mengenal ketulusan, darinya aku mengenal kasih sayang; dan juga cinta. Maka injaklah tanah jiwaku dengan tapak kakimu, maka kelak darinya kan tumbuh bunga-bunga kehidupan.

Bakar dan cabutlah bunga kehidupanku dari akar jiwamu, maka sebagian jiwamupun akan ikut mati bersamanya. Marahlah padaku jika kau mau, lalu padamkanlah dengan percikan airmataku, bila kegilaanku ini kau anggap sebagai aib atau kesalahan; karena aku tak sanggup menanggung kemarahan darimu, sebab kau begitu indah.

Dalam ketersendirianku ini kemana lagi aku akan mengeluh dan mengaduh?….sedang engkau yang menjadi nafas penopang hidup dan matahariku, kini kepada siapakah kau arahkan cahyamu?!.

Engkau bagaikan matahari yang berkuasa menyinari hatiku dan membawa obor kedamaian dalam hangatnya api cintaku, namun mengapa kau menahannya dariku?. Pernahkan kau menyadari bahwasanya satu hari berpisah dalam Cinta sama dengan seribu tahun lamanya, dan seribu tahun bersama Kekasih terasa hanya dalam sehari.

Takkala jiwaku haus akan kelembutan sentuh kasihmu, kemanakah genggaman jarimu kini kau eratkan?!. Engkau bagaikan mahkota raja-raja yang tercipta untukku,. Namun kepada siapakah kini ia menghias?!.

Mungkin saat ini engkau sedang tertawan dalam kasih sayang keluargamu, tapi mengapa bukan kegilaanku saja yang dibelenggu?!. Sebab aku kini telah sebatang kara, tak lagi memiliki keluarga serta sahabat yang dapat kucintai selain dirimu.

Kini aku telah tenggelam dalam samudera ketersendirianku, mungkinkah kau datang mengangkat dan meraih tanganku dalam badai keterpurukanku ini?!.

Berilah aku setetes embun harapan dan secercah isyarat kasihmu agar pohon jiwaku kembali hidup !.

Dalam kehampaanku ini, ketahuilah bahwasanya tak ada yang dapat menghapuskan rasa cintaku darimu, sebab nyala api cintamu akan selamanya berpijar dalam hatiku !.

Indahnya Cinta

Indahnya Cinta
Duhai kasihku....

Selama mawar masih merekah dimusim semi ,

Selama mentari masih bersinar dari tiap sudut-sudut
langit,

Disetiap denyut nadiku,

dari setiap aliran serta hembusan nafasku ,

Engkaulah air kehidupan serta benih-benih harapku
selamanya bersemi.

Tahukah kau kekasih,
Dalam penziarahan cinta, ombak lautan yang membawanya
pergi pada sang kekasih adalah deburan sejati yang
mengalir dari samudera ketulusan hati.

Langkah kaki yang diayunkannya, bagai degup jantung
yang menghidupi dan memelihara kekasihnya dari nestapa
dunia. Sedang semerbak untaian kata yang ditebarkan
keudara bagai senandung abadi, yang dinyanyikan
bidadari surga.

Dapatkah kemurnian cinta menahan hasrat untuk
membahagiakan kekasihnya?,

mungkinkah matahari akan membiarkan bulan untuk
bersinar selamanya tanpa saling melengkapi dan mengisi
kekosongan hari?! .

Keabadian Cinta

Keabadian Cinta

Bila saatnya nanti waktu kan berubah , musim kan berganti ; yang ada menjadi tiada.

Namun 'kan ada satu yang tak pernah berubah : "Keabadian Cinta".

Nilai Cinta sejati , takkan pernah sebanding dengan permata sebesar gunung,

begitu juga halnya bening kesetiaan; takkan pernah sebanding dengan bening kilau permata.

Betapa rapuhnya Cinta yang didapat dari pasar pelelangan,

Cinta seperti ini kelak lahirkan senyum kepalsuan, peluk kemunafikan; dan kasih-sayang hampa.

Lebih baik aku meminum racun hatiku sendiri, daripada mendapatkan Cinta seperti itu.

Cinta harus dibeli dengan kekayaan yang lebih tinggi nilainya dari sekedar harta dunia,

Akan kupersembahkan pada kekasihku gerabah ketulusan jiwa,

Laksana bunga-bunga ,

kurangkai dan kurawat dirinya dengan jemari keikhlasan hati .

Kusiram dan kuhidupi ia ,

dengan air kehidupan; dan juga nafas hidupku.

Cahaya cinta Ilahi

Cahaya Cinta Ilahi

Cinta Ilahi bagaikan buah karunia, yang bermaniskan rahmat dari surga dan menjadi sebuah air keberkahan bagi jiwa.

Ketika langit menunjuk denyut nadi, mentakdirkan dan menuntunkan jejak langkahnya pada Cinta,

maka lembaran Cinta yang terlahir dan tergerai darinya akan tulus dan suci ; bagai kain putih tak ternoda.

Lembaran itu akan membalut luka hati hingga membawa duka pada kebahagiaan.

Kain Cinta yang berhiaskan corak angan dan nafsu; adalah kain cinta yang bersumber dari bumi.

Serat kain seperti itu akan mudah lusuh dan memudar warnanya, apabila keindahan kain yang dibayangkan tidak sesuai dengan harap dan kenyataan.

Cahaya Cintaku yang menerangi dirinya, tidak bersumber dari sumbu bumi; bukan pula dari matahari.

Ia bersinar dengan kilau kebenaran surga, wujudnya kan menghias abadi dikedalaman jiwa.

Surgalah yang meraih dan menuntun tanganku untuk terbang bersama sayap-sayap cinta.

Biarpun panah cinta melesat kencang melukai sayapku. Ia pulalah yang nanti membalut lukaku.

Bagaimana mungkin aku akan melepaskan diri dari balutan kasihnya ,

sedang Cinta telah menunjuk dan mengilhamkan cahaya kasihnya untukku

Kekasih sejati

Kekasih sejati

Adalah ketika kamu menitikkan air mata, maka dengan kebesaran cintanya ia tetap peduli terhadapmu.

Sebuah kekuatan abadi yang ketika kamu tidak mempedulikannya dan dia masih menunggumu dengan setia..

Ketulusan sejati adalah Saat Sang kekasih mulai mencintai orang lain dan dia masih bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagia untukmu‘…



Kisah cintaku

Kisah cintaku


Apalah arti kekayaan jika cinta yang menyebabkan aku merindu tak kumiliki.

Apalah Arti Istana yang megah, bila tak ada tempat untuk jiwaku untuk berteduh dan bersandar

Untuk apa dikelilingi putri-putri raja, bila cinta yang telah ku rasakan telah memenjarakan hatiku, dan telah membutakan mataku atas segala keindahannya.

Engkaulah kekasih yang menjadi inspirasi dan penghias mimpi malamku...Aura wujudmu benar-benar mempesona, jikalau matahari tak terbit , cukuplah wajahmu yang menggantikan sinarnya. Bila rembulan enggan datang dimalam hari, kelembutanmu sudah cukup untuk merebahkan bumi dipangkuan indahmu.

Engkau adalah ilham bagiku untuk memetik dawai gitar, menjalin syair cinta nan indah hingga menjadi doa-doa akan harapan dan anugerah.

Pesona wajahmu bagai pusaran angin taufan yang bisa menghisap semua benda yang tertanam dibumi. Andaikata seorang pemuda tidak mampu menatap wajahmu , maka mendengar namamu saja sudah cukup untuk mengembalikan gairahnya yang hilang...

Dalam setiap lamunan aku meyakinkan diri , kekasih yang kudamba dapat menghadirkan senyum kebahagiaan dalam hatiku, menanggalkan kesedihan yang selalu membayang ,menjadi cahaya kehidupan serta pelipur lara bagi jiwaku.

Laksana kaum pencinta , airmataku yang bening dan jernih menetes karena merindukan kasih yang tak kunjung datang...

Dan kulihat disana -disaat dirimu pergi, kumbang-kumbang pasti menemani , seolah ingin memungut sisa-sisa pesonamu , mereka berlomba-lomba menarik perhatian sang bunga, diantara mereka ada yang berusaha memenangkan cinta dalam penyamaran adapula berterus-terang dalam "ketelanjangan"... mereka hendak berusaha menawan hati bunga nirwana itu.

Sejak pertama kali aku melihat pancaran cahaya keindahan itu, jiwaku langsung bergetar...Kurasakan keharuman cinta telah menghancurkan ketenangan jiwaku...tiada yang melintas dalam anganku selain keindahan mata cinta dan tiada suara yang lebih merdu daripada suara cinta...

Saat menatap wajahmu , seolah ribuan kata ingin keluar dari bibirku, namun apalah daya bibir tak mampu mampu bergerak untuk melukiskan keagungan cinta. Nyala api asmara dalam hatiku semakin lama semakin berkobar, kebiasaanku kini hanya melamun dan merangkai syair yang menceritakan segala tentangmu...

Duhai kekasih....disaat cinta telah mengakar didalam jiwa, serta dari waktu ke waktu cinta itu telah tumbuh subur dikedalaman hati, kuingin rasa itu hanya kita yang tahu...tahukah engkau kekasih, tidak ada obat yang mujarab mengobati luka bila tertusuk duri asmara...maka hargailah dia yang mengasihimu dan diriku yang mencintaimu .

Duhai kekasih hati, dirimu telah kuikat sebagai tawanan cinta diseberang lautan, dimana tiada suatu wujudpun yang dapat menyembunyikan dirimu dari jiwaku...

Melalui pancaran mata, jiwa kita seolah menyatakan tidak ingin berpisah , Engkaulah pasangan bagi jiwaku, ruh yang kekal dan abadi...bila panah cinta telah menghujam hati dan jantung- disana engkau akan mendengar suara bathin kita melantunkan bait-bait cinta yang dihiasi oleh senyum dan tangis rindu....

Disaat jiwa kita merasa malu-malu menggapai cinta, lidah terasa kelu,dan tiada kata yang terucap dari bibir, disitulah cinta memandang dari kedalaman jiwa, ..disaat kita saling menatap, maka sabda jiwa kita -tak mampu menyembunyikan cinta dari hati.

Dalam cinta keindahan menyimpan kepahitan, dan dalam setiap kegetiran terdapat selubung kebahagiaan.

Rasa dimana kita tak dapat membedakan lagi antara siang dan malam, seolah kita berada dalam taman surgawi yang terbebas dari ruang dan waktu...

Bagi dirinya- diriku adalah pantulan jiwanya ,adakah yang dapat diperbuat dari seorang gadis yang telah ditawan api cinta yang hatinya telah tercuri,selain ingin bertemu dengan si-pencuri hati. Yang Syair-syairnya bernyanyi laksana kidung surgawi dan berbisik kedalam telinganya bagai hembusan angin nan lembut , yang membuatnya terhanyut dalam simponi kerinduan atau laksana gelombang laut yang menghanyutkan bahtera jiwanya didalam lautan perasaannya yang tak bertepi dan berdasar..

Wahai kekasih hati, berjanjilah pada keagungan cinta agar sayapmu dapat terbang bebas dan melayang bersama ketulusan cinta, walau banyak racun yang harus kita teguk ...

Atas nama cinta , racun yang pahit pun terasa manis....

Bertahanlah kekasihku, dunia diciptakan untuk kaum pencinta...Dunia ada karena cinta....cinta adalah pembebas dari segala belenggu...dan jiwa pencinta akan memberi kehidupan baru bagi kehidupan yang lain.

Itulah hakekat dan kisah cintaku kekasih, kuceritakan segala isi hati dan tak ada yang kusembunyikan....agar engkau tahu, pintu-pintu hatiku selalu terbuka untukmu... diujung rindu dan harap-aku selalu menanti kehadiranmu...dan aku yakin semilir angin akan mengabarkan dan membisikkan semua ini kepadamu.Yang menceritakan segala hal tentangmu dan tentangku...

End

Senin, 28 Juli 2008

Pengertian Sastra

Sastra (Sansekerta शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Tetapi kata "sastra" bisa pula merujuk kepada semua jenis tulisan, apakah ini indah atau tidak.

Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.

Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa.


Jadi, yang termasuk kedalam kategori Sastra adalah :

Novel

Cerita / Cerpen (tertulis / lisan)

Syair

Pantun

Sandiwara / Drama

Lukisan / Kaligrafi
Sastra Nusantara

Sastra Bali

Sastra Batak

Sastra Bugis

Sastra Indonesia (Modern)

Sastra Jawa

Sastra Madura

Sastra Makassar

Sastra Melayu

Sastra Minangkabau

Sastra Sasak

Sastra Sunda

Sastra Lampung


Sastra Barat

Sastra Belanda

Sastra Inggris

Sastra Italia

Sastra Jerman

Sastra Latin

Sastra Perancis

Sastra Rusia

Sastra Spanyol

Sastra Yunani


Sastra Asia

Sastra Arab

Sastra Tiongkok

Sastra Ibrani

Sastra India Modern

Sastra Jepang

Sastra Parsi

Sastra Sansekerta

william Shakepeare

Dilahirkan disebuah kota kecil Stratford-upon Avon, Inggris. Ayahnya, John Shakespeare adalah seorang pengusaha kayu dan sarung tangan, sementara ibunya, Mary Arden adalah putri seorang tuan tanah. Tak ada sumber yang pasti yang menyebutkan tanggal lahirnya, selain rujukan bahwa ia dibaptis di Holy Trinity Church pada 26 April 1564. Dan umumnya diketahui bahwa pembatisan dilakukan setelah tiga atau empat hari bayi dilahirkan. Jadi mungkin saja Shakespeare lahir pada 23 april 1564.

Tidak ada dokumen yang merekam secara detil kehidupan masa kecilnya selain diketahui bahwa ia pernah belajar di Stratford Rata PenuhGrammar School dan tidak sempat melanjutkan ke Oxford atau Cambridge, dua sekolah prestisius yang berwibawa di Inggris.

Pada tahun 1580 ia menjadi seorang guru bagi keluarga Roman Catholic Houghton di Lanchasire. Dua tahun kemudian ia menikah dengan Anne Hathaway dan dikarunia tiga orang putri.

Kematian salah satu putrinya diusia 11 tahun mempengaruhi karyanya yang penuh duka dan lara.

Karirnya dimulai sejak ia memutuskan untuk hijrah ke London pada tahun 1582 dan bergabung dalam kelompok teater London.Dua tahun kemudian ia muncul sebagai seorang actor yang disegani dan segera melejit menjadi selebritas di London. Ia disebut sebagai Kings Men.

Betapa nasib telah mengubah semuanya. Iapun dikenal public sebagai seorang penyair, dramawan, actor dan penulis yang tangguh.

Dibalik keberhasilannya sebagai penulis, tersebar isu bahwa ia melakukan plagiat atas karya-karya Edward de Vere, Francis Bacon, Christopher Marlowe, Ratu Elizabeth. Bahkan novelis perancis Voltaire menyebut Shakespeare sebagai pemabuk yang tak jelas juntrungannya ( a drunken savage) . TS Elliot, penyair dan esais asal Amerika, walau terdengar agak sopan menulis :”Kesan saya, tak satupun karya Shakespeare memiliki makna, walaupun tidak bisa disamakan dengan karya yang buruk rupa”.

Bebagai tuduhan itu disebarluaskan oleh kubu oxford yang meragukan kemampuannya dalam menulis, terlebih lagi ia berasal dari daerah terpencil sehingga tidaklah mungkin mempunyai pengetahun yang memadai untuk menjadi penulis hebat. Tentu saja kubu Stanford membelanya, menurut kubu ini Shakespeare adalah seorang jenius yang pernah dilahirkan kota mereka.

Kalau memang benar ia menjiplak karya Edward De Vere , mengapa karyanya seperti Machbet,King Lear tercipta setelah kematian Edward ditahun 1604.Begitu menurut alibi mereka.

Terlepas dari berbagi kontroversi yang menerpa karya-karyanya. William Shakespeare meninggalkan karya-karya yang terkenal luas yaitu, Hamlet, Romeo and Juliet, King Lear, Julius Cesar, Othello, Anthony and Cleopatra. Shakespeare meninggal pada 13 April 1616 meninggalkan karya yang abadi.

Jalaluddin Rumi

dilahirkan pada tanggal 6 rabi al Awwal 604 H atau 30 September 1207 M di Balkh, Afganistan sekarang. Rumi wafat pada tanggal 5 jumada al Tsaniyah tahun672 H atau 16 Desember 1973.

Ayah Rumi, Muhammad ibn Husyain al Khatibi alias Bahauddin Walad , adalah seorang ulama terkemuka. Pada abad ke-12 dan 13 M, Balkh merupakan bagian dari wilayah kerajaan Khwarizmi , di Transoksiana , Asia Tengah , dengan ibukotanya Bukhara.Pada tahun 1210 M, sebelum Khwarizmi diserbu tentara Jengis Khan, Bahauddin Walad bersama keluarga meninggalkan Balkh tanpa alasan yang jelas.

Ada yang mengatakan hijrahnya keluarga Rumi disebabkan Keluarga Rumi takut akan serbuan tentara Mongol dan juga persoalan politik terhadap pemimpin setempat. Raja Khwarizmi ketika itu, Muhammad Khwarizmi-Syah, menentang keberadaan tarekat Kubrawiyah yang dipimpin oleh Bahauddin Walad.

Merekapun hijrah dari berbagai lokasi hingga akhirnya menetap di di Kunya, Anatolia wilayah kerajaan Romawi Timur atau Byzantium.

Rumi mempelajari tasawuf pertama kali pada ulama terkenal Buhanuddin al-Tarmidzi. Tetapi guru kerohanian yang sebenarnya ialah Syamsuddin al Tabrizi atau Syamsi Tabriz.

Sebelum tampil sebagai seorang ahli tasawuf dan sastrawan terkemuka, Rumi adalah seorang guru agama yang mempunyai banyak murid dan pengikut.

Dalam usia 36 tahun , merasa jenuh dengan mengajar ilmu formal, maka ia mengajarkan ilmu tasawuf. Rumi menyadari bahwa dalam diri manusia terdapat suatu tenaga tersembunyi yang ketika dijelmakan sungguh-sungguh dengan cara yang tepat akan dapat membawa manusia meraih kebahagiaan dan pengetahuan luas. Tenaga tersembunyi itu ialah Cinta Ilahi (isyq).

Karya fenomenal Rumi adalah Matsnawi I Manawi (Karangan bersajak tentang makna-makna).ditulis pada abad 13 dengan menggunakan bahasa Persia.

Ibnu Arabi penjelmaan kehidupan spiritual


arabi.jpg

Di kalangan para sufi ada tradisi membaca manaqib. Dan tradisi ini sebenarnya sangat berpengaruh dalam perjanalan dan perkembangan spiritual para murid dan salik. Manaqib adalah semacam biografi yang menceritakan tentang jalan hidup seorang guru. Tetapi ia bukan sekadar biografi yang hanya mencatat tentang tempat lahir, tanggal lahir dan hal-hal yang berelasi dengan guru secara historis. Malah ia adalah catatan kehidupan spiritual seorang guru, yang bisa mempengaruhi murid dalam menghidupkan orientasi spiritual didalam diri mereka dan juga meningkatkan aspirasi mereka untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.

Satu lagi tujuan membaca manaqib yang saya kira penting adalah memberi kesadaran kepada para murid bahwa “liqa’ Allah” adalah satu kenyataan dan semua manusia bisa bertemu dengan yang Maha Tunggal. Saya belum pernah lihat tulisan tentang manaqib Ibn ‘Arabi, tetapi ada beberapa tulisan tentang biografinya.

Walau bagaimanapun, ketika kita ingin membicarakan biografi beliau disini, tentu sekali tujuannya bukanlah sekadar untuk menambah informasi tentang beliau. Tetapi biografinya harus mewujudkan satu relasi antara kita dengan beliau. Biografinya harus menjadi sumber inspirasi kehidupan spiritual kita. Jika kita ingin mengenal Ibn ‘Arabi hanya melalui aspek “biografis”nya, saya rasa kita tidak akan memahami peribadi yang misterius ini sebagaimana yang seharusnya, dan kita juga tidak akan mendapat pencerahan spiritual. Ibn ‘Arabi harus dikenali melalui “biografis spiritual”nya.

Seyyed Hossein Nasr pernah menulis :
“Ibn ‘Arabi, whose complete name is Abu Bakr Muhammad ibn al-‘Arabi alHatimi al-Tai, was born in Murcia in southern Spain in 560/1165 in a family of pure Arab blood of the tribe of Tai. He is best known in the Islamic world as Ibn ‘Arabi and was entitled by posterity al-Shaikh al-akbar (Doctor Maximus) and surnamed Muhyi al-Din (the Revivifier of Religion). Like other great saints and sages, his greatest “masterpiece” was his own life, a most unusual life in which prayer, invocation, contemplation, and visits to various Sufi saints were combined with the theophanic vision of the spiritual world in which the invisible hierarchy was revealed to him. In studying his life, therefore, we gain a glimpse of the spiritual character and stature of the sage whose intellectual activity is visible in his many metaphysical works.”

Kata Hossein Nasr, “his greatest ‘masterpiece’ was his own life”, kehidupan Ibn ‘Arabi sendiri adalah sebuah karya “masterpiece” beliau. Kehidupan yang penuh dengan ibadah, dhikr, kontemplasi, dan ziarah serta pertemuan dengan berbagai para Sufi. Semuanya ini tergabung dengan musyahadah atau ‘penyaksian tajalli’ beliau terhadap alam spiritual. Dan dalam penyaksian tersebut, seluruh hierarki alam ghaib telah menjadi nyata kepada beliau.

Ibn ‘Arabi telah lahir pada tanggal 17, bulan Ramadan, tahun 560H (28 Juli 1165). Sejak itulah telah mulai satu kehidupan yang menjelmakan segala atas nama spiritualitas.

Kehidupan Ibn ‘Arabi : Spiritualas dalam Totalitas

Nama Ibn ‘Arabi sudah menjadi hampir “synonymous” dengan doktrin “ wahdat al-wujud. “Memang benar doktrin ini mempunyai peran sentral dalam metaphysic Ibn ‘Arabi, tetapi sepertinya pesan beliau bukan sekadar doktrin tersebut. Seluruh kehidupan beliau dan doktrin ajarannya ingin menyatakan bahwa “Esoterisme” adalah “the Principle” dan juga “the Way.”

Dengan kata lain, “the Principle of the Truth” dan juga “the Way to the Truth” adalah Esoterisme. Satu-satunya tujuan Ibn ‘Arabi adalah untuk mengenal Realitas malah untuk merealisasi Realitas. Beliau mempunyai “one-pointed attitude of passion for the Truth,” dan pernah menulis, “Semua yang telah ditinggalkan kepada kita oleh tradisi, hanyalah kata-kata. Dan semuanya terserah kepada kita untuk mencari apa artinya.”

Semasa remajanya, seperti remaja-remaja lain, beliau juga punya waktu untuk bersenang-senang selain dari waktu belajarnya. Pada satu masa ketika beliau lagi bersenang-senang di Seville, dia telah mendengar suara yang memanggil beliau, “Hai Muhamad, bukan untuk ini kamu diciptakan.” Beliau menjadi gelisah dan penasaran dengan pengalaman ini.

Dan dalam kegelisahan itu, beliau telah melarikan diri dan menyendiri untuk beberapa hari di sebuah tempat perkuburan. Di situlah beliau telah mengalami tiga mushahadat yang mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan spiritual masa depannya. Dia telah bertemu Nabi Isa, Musa dan Muhammad - yang telah memberi instruksi spiritual untuk beliau. Pertemuan spiritual ini, bisa dikatakan adalah titik permulaan perjalanan spiritual beliau.

Sejak itu beliau telah mendapat banyak pengalaman spiritual seperti ini. Malah sepanjang hidup beliau itu penuh dengan pengalaman mukasyafah dan musyahadat. Kehidupan Ibn ‘Arabi adalah satu kehidupan spiritual dan biografinya identik dengan “all that are spiritual and mystical.” Bahkan pertemuan beliau dengan para al-masyayikh al-sufiyyah didalam sepanjang pengembaraan, kesemuanya adalah pertemuan yang terpusat pada spiritualitas.

Pertemuan spiritual beliau dengan tiga Nabi besar yang mewakili tradisi Ibrahimiyyah, mempunyai arti “implicit” yang sangat fundamental dalam doktrin metaphysic Ibn ‘Arabi. Tradisi Ibrahimiyyah terpusat pada doktrin Al-Tawhid. Dan Al-Tawhid dalam perspektif Ibn ‘Arabi tidak lain dan tidak bukan adalah wahdat al-wujud. Doktrin ini adalah “the Principle of Esoterism”, dan merealisasi doktrin tersebut adalah “the way of Esoterism”.

Doktrin ini akan menjadi “the root of all things.” Dan lebih spesifik lagi ia akan mejadi “the root of his metaphysic.” Ketika al-wujud adalah “the one and only Real”, yang lain semuanya akan menjadi relatif atau manifestasi bagiNya. Dan sebagai manifestasi, setiap detik seluruh ma siwa Llah adalah “Dia dan tidak Dia”. Ini adalah apa yang Schuon sering istilahkan sebagai “the spiritual paradox.”

Paradoks inilah yang telah diceritakan begitu indah sekali dalam pertemuan bersejarah antara Ibn ‘Arabi dengan hakim Seville, seorang faqih dan filosof yang terkenal yaitu Ibn Rushd. Hampir semua yang menulis biografi Ibn ‘Arabi akan mengungkapkan pertemuan yang bersejarah ini.

“Aku pernah menginap sehari di Cordoba, di rumah Abu al-Walid Ibn Rushd. Dia telah menyatakan keinginannya untuk bertemu dengan aku, karena dia pernah dengar beberapa ilham yang aku dapatkan semasa berkhalwah. Dan dia berasa sangat tertarik berkenaan ilham itu. Akhirnya bapaku, salah seorang teman dekatnya, telah membawa aku kepadanya dengan alasan ada urusan dagang, agar Ibn Rushd mendapat kesempatan untuk berkenalan dengan aku.

Pada masa itu aku adalah seorang remaja yang masih belum berewokan lagi. Ketika aku memasuki rumahnya, filosof itupun menyambutku dengan penuh kemesraan dan keramahan, dan dia terus memeluk aku. Kemudian dia berkata kepada ku “Iya.” Dan kelihatan sekali kegembiraan di wajahnya karena aku faham apa yang dia maksudkan. Aku pula, yang tahu persis kenapa dia begitu gembira, menjawab “Tidak.”

Ketika itu, Ibn Rushd tiba-tiba mundur. Warna wajahnya berubah dan dia kelihatannya meragui tentang apa yang telah aku katakan. Kemudian dia melontarkan satu pertanyaan, “Solusi apa yang telah kamu ketemui dari hasil kasyaf dan ilham kamu?” Apakah ia sejajar dengan hasil pemikiran spekulatif?” Aku jawab, “Iya dan tidak. Di antara iya dan tidak ini, tidak ada arwah akan terbang jauh di atas ‘matter’ dan leher-leher akan terpisah dari tubuh-tubuhnya.”

Ibn Rushd menjadi pucat, dan aku lihat dia menggeletar ketika dia membisik “La hawla wa la quwwata illa bi Llah.” Ini adalah karena dia faham isyaratku.

Setelah itu, dia bertanya bapaku tentang diriku, supaya dapat membandingkan pendapat dia tentang aku dan ingin mengetahui apakah ia sama dengan pendapat bapaku, atau bertentangan degan pendapatnya. Tidak ragu lagi Ibn Rushd adalah seorang ahli fikir dan filsafat. Dia bersyukur kepada Tuhan karena dia telah bertemu dengan seorang yang telah memasuki khalwah, dalam keadaan jahil dan meninggalkannya sebagaimana yang aku lakukan.

Dia berkata, “ini adalah sesuatu yang aku sendiri telah membuktikan kemungkinannya tanpa pertemuan dengan orang yang telah mengalaminya. Subhana Llah, aku hidup pada masa adanya ahli pengalaman ini, seorang yang bisa membuka kunci pintu-pintu Nya. Subhana Llah yang telah menganugerahkan aku pertemuan dengan salah seorang dari mereka dengan mataku sendiri.”

Pertemuan ini mempunyai banyak arti “implicit” tentang peribadi spiritual Ibn ‘Arabi. Umur beliau pada waktu baru sekitar lima belas tahun, tetapi pengalaman spiritualnya tidak bisa ditandingi filsafat Ibn Rushd.

Dalam pertemuan keduanya Ibn ‘Arabi menceritakan;
“Aku ingin bertemu dengan Ibn Rushd sekali lagi. Rahmat Ilahi membuat dia tampak kepadaku dalam keadaan estasi hingga diantara dirinya dan diriku ada tirai yang tipis. Aku melihatnya lewat tirai itu tanpa dia melihatku atau menyadari bahwa aku berada disana. Sebenarnya dia terlalu tenggelam dalam tafakkurnya sehingga tidak sadar terhadapku. Kemudian aku berkata kepada diriku; “Tafakkurnya tidak akan mengarah dia pada mana aku berada sekarang.”

“Tirai tipis” ini adalah isyarat pada “transcendentness” metaphysic keatas filsafat. Metaphysic bisa menembusi tirai dan melihat filsafat, sementara filsafat masih buta terhadap metaphysic, namun ia hanya bisa menyerah secara filosofis didepan metaphysic.

Salah seorang sufi wanita yang dihormati Ibn ‘Arabi adalah Fatimah dari Seville. Ibn ‘Arabi menceritakan;

“Beliau tinggal diSeville. Ketika aku ketemu beliau, umurnya sudah sembilan puluhan. Secara lahiriah, orang akan sangkakan beliau adalah orang awam. Tetapi beliau akan menjawab, orang yang ttidak mengenal Tuhannya adalah awam. Beliau juga sering menyatakan: di kalangan mereka yang sering datang menemui aku, aku sangat kagum dengan Ibn ‘Arabi dibanding mereka semua.

Ketika ditanya apakah sebabnya begini, beliau menjawab, “kalian semuanya datang dengan sebagai diri kalian, membiarkan sebagian lainnya sibuk dengan urusan lain, sementara Ibn ‘Arabi adalah satu penenang bagiku, karena dia datang dengan keseluruhan dirinya. ketika dia berdiri, dia berdiri dengan keseluruhan dirinya, ketika dia duduk, dia duduk dengan keseluruhan dirinya, tidak membiarkan apapun dari dirinya ditempat lain. Inilah yang harus didalam perjalanan.”

Keseluruhan kehidupan Ibn ‘Arabi adalah spiritual.

Ibn ‘Arabi: Turning Point Tradisi Tasawwuf

Tasawwuf sebelum Ibn ‘Arabi banyak sekali terfokus pada bimbingan amali/praktis untuk para murid ataupun berbagai ungkapan Sufi yang mengekspresikan “al-ahwal” atau “al-maqam” atau pengalaman spiritual yang telah mereka alami. Tetapi dengan keberadaan Ibn ‘Arabi, tiba-tiba kita berahadapan dengan doktrin metafisik, kosmologi, termasuk psikologi dan antropologi yang sangat monumental, hingga menjadi “turning point” dalam tradisi tasawuf.

Ibn ‘Arabi telah mengekspresikan doktrin tasawwuf dalam bentuk dan formulasi teoretis. Doktrin Tasawwuf yang sebelumnya hanya secara “implicit” terkandung dalam kata-kata para masyayikh, ditangan Ibn ‘Arabi telah menjadi “explicitly formulated.” Ibn ‘Arabi telah menjadi “expositor” par excellence tasawwuf Islami.

Kata Seyyed Hossein Nasr;
“Through him the esoteric dimension of Islam expressed itself openly and brought to light the contours of its spiritual universe in such a manner that in its theoretical aspect, at least, it was open to anyone having sufficient intelligence to contemplate, so that he could in this way be guided toward the Path in which he could come to realize the metaphysical theories in an “operative” manner.”

Nasr melanjutkan lagi;
“The importance of Ibn Arabi consists, therefore, in his formulation of the doctrines of Sufism and in his making them explicit.”

Tetapi kemunculan Ibn ‘Arabi sama sekali tidak menandakan satu “kemajuan” dalam tasawwuf dengan menjadi lebih teoretis maupun “articulated.” Ia juga tidak menandakan kemunduran dari cinta Tuhan kepada satu bentuk panteisme. Malah dengan memformulasikan doktrin-doktrin Tasawwuf secara “explicit” oleh Ibn ‘Arabi, ia hanya menunjukkan bahwa masyarakat pada masa itu membutuhkan penjelasan dan klarifikasi yang lebih banyak, agar bisa memahaminya.

Poin yang ingin ditampakkan oleh Hossein Nasr adalah;
“..the need for explanation does not increase with one’s knowledge; rather, it becomes necessary to the extent that one is ignorant and has lost the immediate grasp of things through a dimming of the faculty of intuition and insight.”

Dengan kata lain, meng”eksplisitkan” doktrin metaphysic, hanya menunjukkan bahwa masyarakat pada masa itu sudah hilang akses pada fakultas intuisi dan batin. Maka itu mereka butuhkan penjelasan yang teoretis yang sangat elaboratif.

“The early generations needed only a hint or directive (isharah) to understand the inner meaning of things; men of later centuries needed a full-fledged explanation.”

Kata Nasr lagi;
“Through Ibn ‘Arabi Islamic esotericism provided the doctrines which alone could guarantee the preservation of the Tradition among men who were always in danger of being led astray by incorrect reasoning and in most of whom the power of intellectual intuition was not strong enough to reign supreme over other human tendencies and to prevent the mind from falling into error.”

Keberadaan doktrin metaphysic yang telah diformulasikan Ibn ‘Arabi bisa menjaminkan preservasi “authenticity” Tradisi Tasawwuf ditengah manusia-manusia yang sering berada dalam bahaya penyimpangan lewat pikiran yang tidak benar dan juga karena mereka sudah kehilangan akses pada intuisi intelektual.

“Through Ibn ‘Arabi, what had always been the inner truth of Sufism was formulated in such a manner that it has dominated the spiritual and intellectual life of Islam ever since.”

Melalui metafisik Ibn ‘Arabi, tasawwuf telah mendominasi kehidupan spiritual dan intelektual Islam sampai sekarang. Sekali lagi ingin ditegaskan disini, Ibn ‘Arabi telah menjadikan Esoterisme sebagai asas dan pusat dimensi fundamental malah esensial dalam Islam.

Karya-Karya Ibn ‘Arabi: Of Divine Origin

Ibn ‘Arabi tidak menulis seperti penulis biasa. Beliau pernah berkata;
“Apa yang telah aku tulis, tidak pernah tertulis dengan satu tujuan sebagaimana penulis-penulis yang lain. Sinaran-sinaran dari inspirasi Ilahi sering tersinar kepada aku dan hampir menyelubungiku, hingga aku hanya bisa mengekspresikannya dari pikiranku dan mencatat dikertas apa yang telah ditampakkan untuk aku. Jika tulisan ku tampak berupa sebuah komposisi, itu terjadi tanpa disengajakan.

Sebagian karyaku, telah aku tulis karena perintah dari Tuhan, yang telah disampaikan kepada aku di dalam mimpi atau melalui kasyaf. Qalbuku berpaut di pintu Hadarat Ilahi, menunggu dengan penuh kesadaran apa yang akan datang ketika pintu itu terbuka. Qalbuku faqir dan membutuhkan, kosong dari segala ilmu. Ketika sesuatu mulai tampak kepada qalbu dari balik tirai, qalbu segera mentaatinya dan mencatatnya dalam batasan yang sudah ditentukan.”

Karya Ibn ‘Arabi yang terbesar dan ensiklopedis adalah Futuhat al-Makkiyyah. Kitab ini mempunyai 560 bab yang membicarakan prinsip-prinsip metafisik dan berbagai ilmu sacral dan juga tercatat didalamnya pengalaman-pengalaman spiritual Ibn ‘Arabi. Futuhat, tegas Ibn ‘Arabi, bukanlah satu karya individualis, tetapi;

“Ketahuilah bahwa susunan bab-bab didalam Futuhat bukanlah hasil dari pilihanku sendiri maupun dari pikiranku. Sebenarnya, Tuhanlah yang telah mendikte kepadaku semua yang telah aku tulis lewat malaikat inspirasi.”

Nasr menjelaskan tentang isi Futuhat;
“the Futuhat contains, in addition to the doctrines of Sufism, much about the lives and sayings of the earlier Sufis, cosmological doctrines of Hermetic and Neoplatonic origin integrated into Sufi metaphysics, esoteric sciences like Jafr, alchemical and astrological symbolism, and practically everything else of an esoteric nature which in one way or another has a found a place in the Islamic scheme of things.”

Fusus al-Hikam, menurut Ibn ‘Arabi adalah pemberian dari Nabi sendiri.
“Amma ba’du, aku telah melihat Rasulu Llah shollahu ‘alaihi wa sallam, dalam satu “mubasysyirah”, yang telah diperlihatkan kepada aku disepuluh hari terakhir dibulan Muharram pada tahun 627 di kota Damisyq. Dan di tangan beliau, ada sebuah kitab. Beliau berkata kepadaku: Ini adalah kitab Fusus Al-Hikam. Ambillah ia dan sampaikanlah ia kepada manusia dan manfaatkannya. Dan aku berkata: Aku dengar dan aku taat Allah dan RasulNya dan Ulil Amr dari kalangan kami sebagaimana yang telah diperintahkan kepada kami.”

Jelas dari kalimat Ibn ‘Arabi, kitab Fusus al-Hikam bukanlah karya beliau sendiri. Tetapi “essentially” ia adalah kitab “of Divine origin.” Ibn ‘Arabi sekadar menyatakan kitab tersebut dalam bentuk tulisan.

“Maka aku pun mengaktualisasikan pesan tadi, dan mengikhlaskan niat, serta memfokuskan keinginan dan aspisari untuk menyatakan kitab tersebut sebagaimana yang telah ditentukan oleh Rasulu Llah shollallahu ‘alaihi wa sallam, tanpa penambahan dan pengurangan.”

Tentang nama kitab ini, Qaysari menafsirkan ketika Ibn ‘Arabi memberitahu; “Ini adalah kitab Fusus al-Hikam”, ada kemungkinan disini beliau ingin memberitahu bahwa nama kitab tersebut disisi Allah adalah sebagaimana yang disebutkan, maka itu Nabi menamakan kitab itu sesuai dengan namanya disisi Allah. Dan sudah tentu antara “nama” (al-ism) dan “yang dinamakan” (al-musamma) akan ada munasibah atau relasi. Dan namanya menandakan bahwa “yang dinamakan” adalah “quintessence” hikmah-hikmah dan rahasia yang telah diturunkan kepada arwah para anbiya’ yang disebut dalam kitab itu.

Al-Fass juga berarti tempat terletaknya batu-cincin atau cap-cincin (seal). Karena qalbu insan kamil adalah tempat tertulisnya hikmah Ilahiyyah, maka itu qalbu diumpamakan sebagai al-fass. Dari itu kata “Fusus al-Hikam” berarti tempat terletaknya batu-cincin yang bernilai atau dengan kata lain, ia adalah qalbu-qalbu insan kamil yang terletak dan terkandung didalamnya hikmah dan rahasia Ilahiyyah. Dan insan kamil di sini direpresentasi dengan para anbiya’, yang mana qalbu mereka adalah ‘tempat’ termanifestasinya hikmah Ilahiyyah.

Metafora tentang tempat yang terletak didalamnya batu-batu bernilai, mengisyaratkan kepada kemanusiaan seseorang nabi sekadar mana dia adalah penerima (recepient) hikmah Ilahiyyah. Namun kata Titus Burckhardt;
“this aspect of symbolism, which corresponds to the human appearance of things, is to be found compensated and as if enlarged by the formula that Ibn ‘Arabi adopts for the titles of the various parts of his book: ‘The setting of the Divine Wisdom in the Word of Adam’, ’The setting of the Wisdom of Divine Inspiration in the Word of Seth’, ‘The setting of the Wisdom of Transcendence in the Word of Noah’ etc. According to these expressions, the setting, that is to say the individual form of the prophet, is in its turn contained in the Word (al-kalimah), which is the essential and Divine Reality of this same prophet; in fact by its ‘active’ identification with the Divine Wisdom, each prophet is an immediate determination of the eternal Word, which is the primordial ‘enunciation’ of God.”

Menurut kalimat Ibn ‘Arabi, hikmah Ilahiyyah ditempatkan di dalam al-fass atau qalbu nabi. Kemudian dengan kalimat “Fassu Hikmatin Ilahiyyatin fi kalimatin Adamiyyah”, mengisyaratkan bahwa seluruh al-fass pula terletak didalam al-kalimah. Ternyata ada dua ‘tempat’ disini. Satunya al-fass dan yang satu lagi adalah al-kalimah.

Menurut keterangan Titus Burckhardt al-fass adalah “the individual form of the prophet” sementara “al-kalimah” adalah “the essential and Divine reality of the same prophet.” Malah dalam identifikasi ‘active’ setiap nabi dengan Hikmah Ilahiyyah, atau dengan kata lain penyatuan aktif nabi dan Hikmah Ilahiyyah (secara ilmu hudhuri), setiap nabi adalah determinasi (al-ta’ayyun) Kalimat Ilahiyyah. Sementara Kalimat Ilahiyyah adalah dhikr primordial Tuhan.

“It is the ‘words’ which contain the ‘settings’, for it is the individual who is contained by the universal and not inversely, in spite of human appearances. Every prophet, as Perfect Man, ‘contains’, then, himself, since he ‘contains’ the Divine Wisdom, and in relation to his interior and ‘supra-individual’ reality he ‘is’ this Wisdom; now, this latter contains the perfect humanity of the Man-God, and it is this aspect of things which corresponds to the ontological reality, without annulling, however, the ‘reality’ which is apparent from the human point of view.”

Al-kalimah yang sebenarnya mengandungi al-fass, karena yang individual yaitu “al-juz’i” yang akan terkandung didalam yang universal yaitu “al-kulli” dan tidak sebaliknya. Dengan kata lain, manusia dalam derajat individual yang terkandung didalam manusia derajat universal. Ketika terjadi penyatuan antara manusia individual dengan Hikmah Ilahiyyah, manusia itu adalah determinasi Kalimat Tuhan. Maka itu setiap nabi sebagai Insan Kamil mengandungi dirinya sendiri yaitu diri individualnya karena ia mengandungi Hikmah Ilahiyyah. Dan berkaitan dengan diri universal dan esensialnya pula, dia adalah identik dengan Hikmah tersebut. Sekali lagi saya mahu menegaskan, secara lahiriah kelihatannya manusia yang mengandungi Hikmah Ilahiyyah tetapi sebenarnya Hikmah Ilahiyyah yang mengandungi manusia.

Selain dari dua kitab ini, Ibn “arabi telah menulis banyak sekali risalah-risalah tentang kosmologi seperti Insha al-Dawair (The Creation of the Spheres), ‘Uqlat al-mustawfiz (The Spell of the Obedient Servant), dan al-Tadbirat al-Ilahiyyah (The Divine Directions); mengenai metode praktis yang harus diikuti para murid dan salik tariqah, seperti al-Risalat al-Khalwah (Treatise on the Spiritual Retreat) dan al-Wasaya ( Spiritual Counsels); berkaitan berbagai aspek Al-Quran, termasuk simbolisme huruf-huruf, mengenai Asma’ dan Sifat Ilahiyyah, mengenai syariat dan hadith dan hampir semua yang berkaitan dengan urusan religius dan spiritual. Beliau juga pernah menulis syair sufi, seperti Tarjuman al-Ashwaq (The Interpreter of Desires) dan juga Diwan.
Menurut Osman Yahia, seorang intelektual Arab yang banyak mengkaji Ibn ‘Arabi, tulisan Ibn ‘Arabi terhitung sebanyak 850 yang dinisbahkan kepada beliau, 700 darinya masih ada tetapi sekitar 450 yang benar-benar asli.

Setelah mengembara selama hampir dua puluh tahun, menziarahi tempat-tempat seperti Jerusalem, Baghdad, Konya, Aleppo, Ibn ‘Arabi akhirnya menetap diDamaskus pada tahun 1223. Beliau telah menjadikan kota itu sebagai tempat permukimannya yang terakhir selama 17 tahun terkahir hidupnya.

Ibn ‘Arabi telah meninggalkan dunia ini pada tahun 1240 tanggal 10 November, (22 Rabi’u l-Tsani, 630 H), pada umur 76 tahun. Namun wilayah spiritualnya masih hidp dan tersebar luas didalam hati-hati para muridin dan salikin yang beraspirasi untuk bertemu dengan yang Maha Pengasih.

“Tuhan telah menyatakan Dirinya kepada batin diriku dan berkata kepadaku: “Nyatakanlah kepada hamba-hambaku apa yang telah kamu aktualisasikan tentang Kepemurahanku….kenapa hamba-hambaku harus putus asa dari RahmatKu sedangkan RahmatKu meliputi segala sesuatu.” [muhammad baqir]

Charles Dickens

merupakan salah satu penulis paling terkenal dalam sejarah sastra Inggris. Ia lahir di Portsea, Potmouth pada tanggal February 1812. Tahun 1917 keluarga Dickens tinggal di Catham untuk mengawali suatu masa keemasan. Lima tahun kemudian , masa keemasan itu surut ketika Ayah Cahrles, John Dickens dipanggil kembali ke London. Keluarga Dickens perlahan-lahan mulai bangkrut karena utang-utang yang tak terbayar.Pada bulan Februari 1824, John Dickens dipenjarakan di Marshalsea karena tidak sanggup membayar utang. Untuk menopang hidupnya serta keluarganya,Charles yang baru berusia 12 tahun terpaksa bekerja memberi label dan mengemas botol-botol disebuah gudang. Pengalaman ini membentuk kepekaannya terhadap kemanusiaan.

Pada tahun 1824, ayah Charles dibebaskan dari penjara berkat Insolvent Debtors Act (Undang-undang Mengenai Debitor yang TAk sanggup membayar utang). Beberapa bulan berikutnya, Charles meninggalkan gudang tempatnya bekerja, dan kembali kesekolah.

Karyanya Sketches by Boz (1836).Bulan April tahun yg sama , Charles menikahi Catherin Hogart, Puteri seorang editor surat kabar. Pickwick Papers yang ditulisnya pada saat yang sama sebagai serial bulanan, segera menjadi karya yang sukses. Kemudian di ikuti Oliver Twist (1837), Nicholas Nickleby (1838-39). Terbitan mingguannya ,MAster Humpreys Clock. The Old Curiosity Shop dan Barnaby Rudge (1841).American Notes (1842). A Christmas Carol (1843) dan dinobatkan menjadi seri paling populer pada dasawarsa 1840-an. Martin Chuzzlewit 1843-44 dan Dumbey and Son 1846-48.DAvid Coperfield-1850.Hard Times -(1854).Bleak House (1852-53), Little Dorrit (1855-57), Dicken memaparkan kondisi sosial politik Inggris pada zamannya secara Satiris.

Perceraian harus dialami Charles pada tahun 1858, yang memaksa Charles pindah kerumahnya yang baru di Gads Hill, Kent. Pada tahun yang sama dengan perceraiannya, Charles mulai berkeliling membaca karya-karyanya. Karir ini menunjukkan daya tahan fisik yang luar biasa dan ketatnya jadwal kemudian menggangu kesehatannya.

A Tale of Two Cities diselesaikan tahun 1859 dan Great Expectations tahun 1860-61. Kedua novel ini diserialkan pada majalah All the Year Round yang muncul menggantikan Household Words.

Novel Our Mutual Friends adalah karyanya yang terakhir diselesaikannya pd tahun 1864-65. Pada musim dingin 1867-68 Charles kembali melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk membacakan karya-karyanya.

Pada tanggal 9 juni 1870 Charles Dickens menderita stroke dirumahnya,Gad Hill, hingga meninggal-pada saat The Mysteri of Edwin Drood baru separuh ia tulis.



Atar

Attar


Farid Ud din Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim atau yang dikenal dengan nama Attar, sipenyebar wangi. Walaupun hanya sedikit yang dapat diketahui dengan pasti tentang kehidupannya, namun agaknya dapat di katakana. Bahwa ia dilahrkan pada tahun 1120 M dekat Nisyapur di Persia Barat Laut (tempat kelahiran Omar Khayyam).

Tahun kematiannya tidak diketahui degan pasti, namun diperkirakan sekitar tahun 1230, sehingga ia hidup sampai usia 110 tahun. Sebagian besar dari apa yang diketahui tentang dirinya bersifat legendaris, juga tentang kematiannya di tangan seorang prajurit Jengis Khan. Dari catatan kenang-kenangan pribadinya yang tersebar diantara karya-karya tulisnya, agaknya dapat disebutkan bahwa ia melewatkan tiga belas tahun dari masa mudanya di Meshed.

Menurut Dawlatshah , suatu hari Attar sedang duduk dengan seorang kawannya dimuka pintu kedainya, ketika seorang darwis dating mendekat, singgah sebentar , mencium bau wangi, kemudian menarik nafas panjang dan menangis. Attar mengira darwis itu berusaha hendak membangkitkan belas kasihan mereka, lalu dia menyuruh darwis itu pergi.

Darwis itu berkata ,”Baik tidak ada satupun yang menghalangi aku meninggalkan pintumu dan mengucapkan selamat tinggal pada dunia ini. Apa yang kupunyai hanyalah khirka yang lusuh ini. Tetapi aku sedih memikirkanmu , Attar. Mana mungkin kau pernah memikirkan maut dan meninggalkan segala harta duniawi ini?”

Attar menjawab, bahwa ia berharap akan mengakhiri hidupnya dalam kemiskinan dan kepuasan sebagai seorang darwis. “Kita tunggu saja,” kata darwis itu, dan segera sesudah itu ia pun segera merebahkan diri dan mati.

Peristiwa itu menimbulkan kesan yang amat dalam dihati Attar, sehingga ia meninggalkan kedai ayahnya, menjadi murid Syekh Bukn ud Din yang terkenal, dan mulai mempelajari system pemikiran sufi, dalam teori dan praktek. Selama tiga puluh sembilan tahun ia mengembara keberbagai negeri , belajar di pemukiman2 para syeikh dan mengumpulkan tulisan2 para sufi yang saleh, sekalian dengan legenda-legenda dan cerita yang menyertainya. Kemudian iapun kembali ke Nisyapur dimana ia melewati sisa hidupnya.
Karya Attar, yang dalam bahasa aslinya berjudul Mantiq Uttair (musyawarah burung) merupakan karya yang fenomenal. Berbentuk puisi yang berwatak mistis religius ditulis sekitar pertengahan abad 12 M.

Allamah Iqbal

Lahir di Sialkot 9 November 1877. Mendapatkan pendidikan dasar di maktab Maulana Gulam Hasan dan Allama Syed Mir Hasan.Setamatnya, kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Mission High School, Sialkot ( Ada yang mengatakan, pada masa sekolah inilah , ia mulai menggubah puisi.

Ghazal gubahannya pertama kali dimuat dalam Zaban, yang terbit di Delhi.

April 1893 Menikah dengan Karim Bibi, puteri Khan Bahadur Ata Muhammad Khan, seorang ahli bedah dari Gujarat.Deember 1899 Meraih gelar M.A Bidang Filsafat dua tahun kemudian mengumumkan puisinya “Himala” dalam edisi perdana Makhzan. Sedang bukunya terbit pertama kali Ulm ul Iqtisad 3 juni 1903.

1905 Berangkat ke Eropa untuk melanjutkan pendidikan, 1907 meraih gelar BA di Universitas Cambridge, kemudian berangkat ke Jerman menyelesaikan desertasi P.H.D-nya , “Perkembangan Metafisika Persia”.

KArya-karyanya 1908 Perkembangan Metafisika Persia, 1913 Tarikhi-i-Hind, karya bersama Ibal dan Lala Prasad, salah seorang Profesor Government College, Lahore. 1915 terbit Asral I Khudi.1918 Rumuz I Bekhudi. 1923 Payam I Masriq.1924 Terbit Bang I Dara.1927 Zabur I Ajam.1932 Javid Namah dipublikasikan. 1935 Bal I Jibril.1936 Zarb I Kalim.

1914 Menikah untuk kedua kalinya dengan Sardar Begum, dan ketiga kalinya dengan Mukhtar Begum.

1923 Iqbal diberi gelar kebangsawanan oleh pemerintah Inggris.

4 Desember 1933 Menerima gelar doctor bidang kesusateraan dari Universitas Punjab, sebagai orang pertama yang mendapat gelar tersebut.

9 Januari 1938 Hari Iqbal dirayakan atas prakarsa Persaudaraan Antar kampus (International Collegiate Brotherhood) di Lahore.

21 April 1938 Iqbal wafat di Javed Manzil, pukul 05,15 waktu setempat. Dibulan November Kumpulan puisinya yang terakhir, Armughan I Hijaz, terbit.

Minggu, 27 Juli 2008

Sastra Cyber

Sastra cyber (menurut kaidah pembentukan istilah Bahasa Indonesia mestinya ditulis "cyber", bukan "saiber"). Pada simposium budaya internasional mengenai budaya media di Universitas Leiden yang diselenggarakan atas prakarsa Verbal Art in the Audio-Visual Media of Indonesia (VA-AVMI), April 2001, Veven Sp. Wardhana menorehkan catatan sebagai berikut: "Maknanya, harus ada kreativitas untuk menyiasati media yang berbeda. Dalam bahasa Faruk, sastra di internet harus berbeda dengan sastra cetak yang konvensional karena medianya juga berlainan. Yang ada selama ini sebatas memindahkan sastra cetak ke sastra internet."

Sastra cyber merupakan revolusi. Sebagaimana internet menjadi revolusi media kedua setelah penemuan mesin cetak Guttenberg dan ketiga setelah kehadiran televisi.

Sebelum munculnya sastra cyber, dunia sastra Indonesia sendiri telah memiliki beberapa kekhasan yang terkait dengan keberadaan teknologi media. Ketika biaya publikasi semakin mahal. Begitu juga dengan keberadaan sastra koran ,kemudian dirasa telah membangun hegemoninya sendiri, internet pun datang.
Komunitas-komunitas sastra maya mulai muncul. Memanfaatkan teknologi seperti mailing list (milis), situs, forum diskusi, dan kini juga blog, internet menawarkan iklim kebebasan, tanpa sensor. Semua orang boleh memajang karyanya, dan semua boleh mengapresiasinya.


Ironisnya, tantangan di Indonesia justru muncul dari dunia sastra sendiri. Sastra cyber, dengan sifatnya yang bebas itu pernah dituding oleh beberapa pihak sebagai sekadar ajang main-main sehingga karya-karyanya pastilah tak bermutu. Meski demikian,seiring berjalannya waktu, saat ini eksistensi karya sastrawan cyberpun sudah mulai makin diakui, terutama oleh masyarakat, walau untuk apresiasi mungkin masih dipandang sebelah mata oleh sebagian kelompok mapan tersebut.

Penggunaan istilah sastra cyber sendiri sudahlah jelas dan gamblang menyatakan jenis medium yang dipakai: medium cyber, persis sama halnya dengan istilah sastra koran, sastra majalah, sastra buku, sastra fotokopian/stensilan, sastra radio, sastra dinding, dan sebagainya.

Jadi semua tulisan sastra yang dipublikasikan melalui medium cyber bolehlah disebut sastra cyber.Pertanyaan berikutnya yang sering mengekori penggunaan istilah sastra cyber adalah masalah estetika atau "nuansa estetika" yang menurut pengamat sastra tidak seperti sastra koran dan sastra majalah yang "memiliki nuansa estetika yang esensial dan bisa diukur". Tidak jelas juga nuansa estetika yang bagaimana yang dimaksud itu.Adakah sebenarnya sastra koran dan majalah memang mengusung gagasan sebuah nuansa estetika yang esensial dan bisa diukur, yang orisinal?

Namun, benarkah dunia cyber itu eksklusif dalam artian menutup pintu rapat-rapat bagi "orang luar" untuk masuk? Masuklah ke dunia cyber, jangan hanya mengintip, maka anda akan tahu betapa inklusifnya dunia cyber itu. Bandingkan saja dengan komunitas-komunitas sastra di "darat" atau "eksklusivitas" prestise sebuah halaman budaya di suatu koran misalnya. Egalitarian, kebebasan individu, demokrasi yang ditawarkan medium cyber serta kelapangannya dalam mengakomodasi segala jenis manusia dan ragam karya di dalamnya tanpa adanya pintu-pintu terkunci jelas tak bisa dikatakan eksklusif, justru sebaliknya.

Semua sastrawan secara individual harusnya terus bergulat menggali potensi dirinya sendiri dengan media apapun yang dikuasainya. Isolasi ruang gerak sastrawan berdasarkan media yang digunakan tak akan membawa manfaat apa pun, justru kontraproduktif. Justru semestinya sastrawan bisa bergerak di segala media, baik cetak maupun elektronik. Apakah seorang penyair yang biasa menulis puisi di atas kertas wangi lantas akan turun mutu puisinya ketika ia menuliskannya di atas dinding toilet? Kalau seorang penyair hanya bisa mengungkapkan kegelisahan remaja mencari jati dirinya atau kecengengan romatis-emosional tentu bukan karena medianya melainkan karena baru sejauh itulah perjalanan puitik penyair tersebut.

Menggeneralisasikan kualitas karya di sastra cyber hanya dari satu-dua karya ditambah dengan presumsi apriori terhadap nama-nama penulisnya yang belum dikenal di dunia sastra sungguh tidak objektif dan semena-mena. Puisi tetaplah puisi, baik ia ditulis oleh seorang penyair "sufi" maupun seorang ateis pemabuk, seorang sarjana sastra maupun seorang juru masak. Di dunia cyber yang bukan penyair pun boleh ambil bagian. Sejauh ini belum ada satupun studi kritis atas karya-karya sastra di internet yang tak terhitung jumlahnya itu. Apakah semua karya tersebut rendah kualitasnya? Pertanyaan tersebut bisa juga berbunyi: apakah semua karya yang dimuat di koran dengan seleksi ketat redaktur itu (dijamin) tinggi kualitasnya?

Tuduhan terhadap sastrawan cyber sebagai sastrawan "pelarian" yang gagal mempertaruhkan nasibnya di media cetak rasanya terlalu menghakimi dan sangat discouraging. Paling tidak, sastrawan cyber menulis secara mandiri dengan konsep "estetika" masing-masing tanpa harus takut pada gunting tajam sosok redaktur.

Sungguh kasihan sastrawan yang menyerahkan nasibnya kepada (redaktur) media cetak, seolah-olah hidup-matinya tergantung kepadanya dan karenanya harus "melayani" selera redaktur agar karyanya bisa dimuat. Mungkin sosok almarhum Romo Mangun perlu dilihat kembali. Sastrawan besar ini menolak disebut pengarang "profesional" dan lebih suka disebut pengarang "amatir" karena beliau menulis karena memang mencintai pekerjaan itu, bukan demi uang sebagaimana seorang profesional bekerja. Sastrawan cyber adalah sastrawan "amatir" dalam pengertian "pecinta" itu. Seseorang yang memuat karyanya di internet jelas melakukan hal itu bukan untuk mengharapkan honorarium sebagaimana ketika seorang sastrawan "profesional" mengirimkan karyanya untuk dimuat di koran atau majalah.

Dunia cyber memang bebas. Sebagai konsekuensinya, terhadapnya tak bisa dipakaikan satu acuan nilai saja. Sebagai dunia dengan ragam nilai, ragam kriteria, ragam standar, ia tak bisa semata dilihat dengan satu kacamata saja. Pembaca cyber yang sudah merasakan dan memahami psikologi dunia maya umumnya terbiasa dengan cara pandang multifaset seperti itu dan karenanya mereka cukup kritis memilih apa yang ingin mereka baca atau mereka lewati. Mungkin kini saatnya sastrawan dan, terutama, kritikus sastra kita membiasakan diri untuk menyediakan lebih dari satu kacamata, agar tidak mudah silap dalam membaca hal-hal tsb.

Selain permasalahan diatas minimnya keterlibatan komunitas kampus dalam mendirikan pusat-pusat kajian media digital. Baik yang terintegrasi ke dalam struktur formal pengajaran kampus dan mewujud sebuah silabus, atau ke dalam bentuk dukungan informal pendirian lembaga-lembaga seperti ELO atau EPC yang masing-masing didukung oleh UCLA dan SUNY Buffalo. Kalau pun pusat-pusat kajian seperti itu ternyata sudah berdiri di (beberapa) universitas di Indonesia, hasil kajian mereka masih belum terpublikasi luas, apalagi bisa dijadikan sebagai acuan untuk menelaah profil sastra elektronik (sasel) Indonesia.

Bahaya dari minimnya kajian media digital seperti ini adalah digunakannya istilah-istilah yang sesungguhnya sudah baku dalam komunitas teknologi internasional, namun diterapkan dengan tidak tepat oleh sebagian komunitas sastra di sini. Kesalahan yang paling mendasar dan umum ditemui adalah sebutan cyborg sebagai kata ganti bagi "orang-orang yang aktif di dunia cyber, khususnya aktivis sastra cyber."

Kenaifan seperti ini sangat mengkhawatirkan mengingat sudah luas diketahui bahwa cyborgcybernetic organism, istilah yang pertama kali diciptakan Manfred Clynes dan Nathan Kline untuk merujuk pada organisme yang mengintegrasikan sistem natural dan artifisial dalam metabolisme tubuhnya. Anakin Skywalker/Darth Vader dari film Star Warscyborg paling terkenal dari budaya populer. adalah kependekan dari adalah contoh

Tidak terdeteksinya minat para akademisi, dalam hal ini para guru besar sastra, atau para kritikus sastra Indonesia, untuk terlibat dalam sebuah perbincangan konstruktif tentang sastra cyber. Agak sulit membayangkan di Indonesia akan bisa terjadi sebuah diskusi hangat yang mencerahkan antara figur-figur di kubu narratology semacam George Landow atau Katherine Hayles di satu pihak yang khatam ilmu sastra era Victoria namun juga intens mengamati perkembangan sastra digital, menghadapi para guru besar (dan calon guru besar) di kubu ludology yang berada di usia 40-an seperti Espen Aarseth atau Nick Montfort, yang melewatkan masa remaja mereka bersama Lara Croft dari Tomb Raider.

Angkatan 66

Tentang Angkatan 66 ada empat orang penulis yang mengutarakannya. Mereka itu HB Jassin dalam angkatan 66 Prosa dan Puisi (1968) , Satyagraha Hoerip artikelnya dalam horison yang berjudul Angkatan 66 dalam Kesusasteraan Kita (1966) , Artikel Aoh K Hadimadja berjudul Daerah dan Angkatan 66 majalah Horizon-1967, Artikel Racmat djoko Pradopo Penggolongan Angkatan dan angkatan 66 dalam Sastra-Horison Juni 1967

Mereka memang saling berbeda pendapat atau persepsi namun tak begitu prinsipil karena sesungguhnya tidak ada pihak yang dirugikan. Bagi mereka, para pengarang itu, masuk golongan apapun tak jadi soal.

Akan tetapi menurut HB Jassin, "Angkata 66 Bangkitya Satu Generasi" (Horison, Agustus 1966) adalah suatu angkatan. Adapun yang termasuk dalam angkatan 66 ini menurutnya adalah mereka-mereka yang takkala proklamasi kemerdekaan (1945) kira-kira berumur enam tahun dan baru masuk SD/SR. Jadi tahu 1966 baru sekitar 20-an tahu. Mereka itu telah giat menulis dalam majalah-majalah sastra dan kebudayaan sekitar tahun 1955-an seperti Kisah, Siasat , Mimbar Indonesia , Budaya, Crita, Sastra, Konfrontasi, Basis, Prosa dan sebagainya.

Untuk angkatan 66 seperti yang digolongkan oleh HB Jassin itu, yang lain sekitar zaman pendudukan Jepang, menurut Satyagraha Hoerip lebih tepat kalau dimasukkan kedalam angkatan Manifes ( Horison Desember 1966 ). Tentu saja bukannya tanpa alasan. Sebab memang merekalah yang sebagian besar tergabung atau justru terang-terangan mendukung adanya Manifes Kebudayaan di tahun 1964 yang kemudian dilarang oleh Presiden Soekarno tahun berikutnya.

Dengan demikian bisa dicatat nama-namanya , antara lain : Ajip Rosidi, Rendra, Taufiq Ismail, Hartojo Andangjaya, Mansur Samin, Goenawan Muhammad, Djamil Suhirman , Bur Rasuanto, Bokor Hutasuhut, Bastari Asnin dll. Jadi yang temasuk angkatan 66 ini bukannya yang baru menulis sejak adanya perlawanan ditahun 1966. Tetapi, justru yang telah sejak beberapa tahun sebelumnya dengan satu kesadaran.

Ajip Rosidi didalam kertas kerjanya di Simposium Sastra Pekan Kesenian Mahasiswa Kedua Jakata tahun 1960, malahan sudah menggunakan istilah Angkatan Terbaru. Menurutnya, mereka muncul pada saat dunia sastra kita digamangi oleh kemuraman karena adanya krisis, kelesuan dan impase (kebuntuan). Mereka merupakan hasil pengajaran yang tumbuh dalam pengaruh kesusasteraan Indonesia. Mereka telah memberikan nilai baru terhadap ilham dan tempat berpijak serta berakar secara kultural.

Untuk lebih jelasnya, lihat buku Ajip Rosidi Kapan Kesusasteraan Indonesia Lahir (1968), juga simak tulisan HB Jassin Angkatan 66, Bangkitnya satu generasi, dalam bukunya Angkatan 66 Prosa dan Puisi terbitan tahun 1968.