Senin, 28 Juli 2008

Atar

Attar


Farid Ud din Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim atau yang dikenal dengan nama Attar, sipenyebar wangi. Walaupun hanya sedikit yang dapat diketahui dengan pasti tentang kehidupannya, namun agaknya dapat di katakana. Bahwa ia dilahrkan pada tahun 1120 M dekat Nisyapur di Persia Barat Laut (tempat kelahiran Omar Khayyam).

Tahun kematiannya tidak diketahui degan pasti, namun diperkirakan sekitar tahun 1230, sehingga ia hidup sampai usia 110 tahun. Sebagian besar dari apa yang diketahui tentang dirinya bersifat legendaris, juga tentang kematiannya di tangan seorang prajurit Jengis Khan. Dari catatan kenang-kenangan pribadinya yang tersebar diantara karya-karya tulisnya, agaknya dapat disebutkan bahwa ia melewatkan tiga belas tahun dari masa mudanya di Meshed.

Menurut Dawlatshah , suatu hari Attar sedang duduk dengan seorang kawannya dimuka pintu kedainya, ketika seorang darwis dating mendekat, singgah sebentar , mencium bau wangi, kemudian menarik nafas panjang dan menangis. Attar mengira darwis itu berusaha hendak membangkitkan belas kasihan mereka, lalu dia menyuruh darwis itu pergi.

Darwis itu berkata ,”Baik tidak ada satupun yang menghalangi aku meninggalkan pintumu dan mengucapkan selamat tinggal pada dunia ini. Apa yang kupunyai hanyalah khirka yang lusuh ini. Tetapi aku sedih memikirkanmu , Attar. Mana mungkin kau pernah memikirkan maut dan meninggalkan segala harta duniawi ini?”

Attar menjawab, bahwa ia berharap akan mengakhiri hidupnya dalam kemiskinan dan kepuasan sebagai seorang darwis. “Kita tunggu saja,” kata darwis itu, dan segera sesudah itu ia pun segera merebahkan diri dan mati.

Peristiwa itu menimbulkan kesan yang amat dalam dihati Attar, sehingga ia meninggalkan kedai ayahnya, menjadi murid Syekh Bukn ud Din yang terkenal, dan mulai mempelajari system pemikiran sufi, dalam teori dan praktek. Selama tiga puluh sembilan tahun ia mengembara keberbagai negeri , belajar di pemukiman2 para syeikh dan mengumpulkan tulisan2 para sufi yang saleh, sekalian dengan legenda-legenda dan cerita yang menyertainya. Kemudian iapun kembali ke Nisyapur dimana ia melewati sisa hidupnya.
Karya Attar, yang dalam bahasa aslinya berjudul Mantiq Uttair (musyawarah burung) merupakan karya yang fenomenal. Berbentuk puisi yang berwatak mistis religius ditulis sekitar pertengahan abad 12 M.

Tidak ada komentar: